Thursday 21 August 2008

Berhubungan Intim di Saat Hamil

SAYA dan istri sama-sama berusia 27 tahun. Istri saya saat ini hamil 5 bulan dan merupakan kehamilannya yang pertama. Saya pernah berkonsultasi pada seorang dokter, dan disarankan untuk puasa seksual saat usia kandungan istri 1-3 bulan. Sekarang usia kandungan istri saya sudah 5 bulan, tapi saya masih ragu-ragu, takut jangan sampai keguguran, seperti yang dialami istri teman saya. Bagaimana nih, Dok? Hendra

ISTRI saya saat ini hamil 7 bulan. Apakah kami bisa berhubungan intim, Dok? Kalaupun bisa, apakah tidak berbahaya bagi janin yang ada di dalam kandungan? Mamat

Jawaban
Memang sangat dianjurkan ketika istri sedang hamil muda untuk menghindari hubungan seksual. Sebenarnya kalau kita yakin bahwa kondisi kehamilan istri kita aman, rahimnya sehat, dan kita melakukannya dengan hati-hati, hubungan intim itu sebenarnya bisa saja dilakukan. Cuma, masalahnya, karena ini kehamilan yang pertama, jadi belum ada pengalaman apakah rahimnya kuat apa tidak. Jangan sampai rahimnya lemah. Makanya selalu dianjurkan sebaiknya puasa dulu. Yang harus diperhatikan, bagaimana kondisi kehamilan istri pada trimester pertama (usia kandungan bulan pertama sampai ketiga). Resiko terjadinya keguguran besar karena kondisi rahim di dalam belum begitu bagus. Tapi kalau ditanya boleh nggak melakukan hubungan intim, ya boleh-boleh saja asal jangan terlalu sering. Semaksimal mungkin dijaga jangan sampai ejakulasi di dalam, karena apa yang kita lepaskan ketika kita mengalami ejakulasi bisa merangsang pembukaan mulut rahim, sehingga memicu terjadinya keguguran. Kedua, jangan melakukan posisi atau variasi-variasi yang ekstrem, setidaknya hanya sekedar melakukan hubungan intim, melepaskan hasrat, melepaskan kerinduan berbaur bersama pasangan. Pada trimester kedua (usia kandungan bulan keempat sampai keenam), kondisinya relatif lebih aman. Pada usia kehamilan 7-8 bulan, perut istri sudah semakin membesar. Di sini, istri sudah merasa kurang nyaman ketika harus berhubungan intim. melakukan aktivitas normal saja, biasanya istri lebih merasa sesak ketimbang sebelumnya karena janin di dalam perut menekan dada. Itu yang membuat istri kurang nyaman ketika harus berhubungan intim. Jika dibandingkan dengan bulan pertama sampai ketiga, pada bulan keempat sampai kedelapan relatif lebih aman berhubungan intim. lebih aman karenakondisi rahim sudah lebih matang, sudah lebih kuat, dan janin di dalam dalam keadaan sudah semakin berkembang, namun tetap harus dihindari tekanan yang berlebihan pada perut istri. Tetap saja yang namanya resiko selama kehamilan pasti selalu ada, hanya saja kalau dibanding-bandingkan, resiko yang terjadi pada bulan pertama sampai bulan ketiga lebih besar. Menjelang kelahiran pada bulan ke-9 (sekitar 3-4 minggu sebelum melahirkan), justru dianjurkan untuk berhubungan lebih intens dan usahakan ejakulasinya di dalam karena akan mempermudah istri memasuki fase persalinan. Karena apa yang kita lepaskan saat ejakulasi mengandung zat prostaglandin, yang akan membuat mulut rahim mengalami pematangan yang lebih cepat sehingga pembukaan pada mulut rahim lebih lancar.

Cara Menunda Kehamilan dengan ML yang Terputus

Saya berusia 27 tahun dan kini telah menjadi ibu dua orang anak. Di awal pernikahan, kami menunda kehamilan dengan mengkonsumsi pil KB, dan 6 tahun berselang baru punya bayi. Saat ini saya belum ingin punya anak lagi, tapi saya tidak mau ber-KB. Saya pernah dengar talk show di radio, katanya kalau lagi ML dan spermanya ditumpahkan di luar, kemungkinan masih bisa hamil juga karena – katanya - cairan pertama (pelepasan awal) yang keluar itu lebih gesit. Apa betul, Dok?Mira

Jawaban

Mbak Mira rupanya pernah mengalami trauma saat mengikuti program KB. Maksudnya ingin menunda kehamilan, akhirnya malah tertunda lama sekali karena pengembalian kesuburannya memakan waktu cukup lama, sampai harus menunggu 6 tahun. Melakukan hubungan intim terputus dengan maksud untuk mencegah terjadinya ejakulasi di dalam rahim dikenal dengan nama coitus interuptus. Tingkat keberhasilan penundaan kehamilan dengan cara seperti ini sangat rendah. Karena ketika mendekati ejakulasi, seorang pria sangat sulit mengendalikan diri. Ini yang terjadi sehingga ketika hendak ejakulasi, terlambat dicabut. Melakukan KB dengan cara seperti itu juga tidak sehat dalam melakukan hubungan intim. Kenapa? Karena hubungan intim tersebut tidak dinikmati lantaran selalu ada perasaan was was, jangan sampai kebablasan. Karena kekhawatiran itu pula, bisa-bisa pasangan kita berhenti ereksi sebelum ejakulasi. Ketika hal itu terjadi, kedua-duanya tentunya tidak akan mencapai kepuasan. Itu ditinjau dari segi pria. Bagaimana dari sisi wanita? Ketika melakukan hubungan seperti ini, wanita juga merasa was-was, jangan sampai suaminya tidak bisa menahan diri. Karena terbebani perasaan was-was, wanita yang pada umumnya memang lama baru bisa meningkat gairahnya untuk mencapai kepuasan, akhirnya membutuhkan waktu lebih lama lagi, bahkan dia tidak menikmati hubungan intim itu sendiri. Melakukan KB dengan cara seperti itu juga bisa menjadi pemicu pertengkaran dalam rumah tangga. Ketika suami tidak bisa menahan diri dan melakukan ejakulasi di dalam, istrinya marah-marah. Buntutnya, istrinya tidak mau lagi diajak berhubungan intim karena masih dihantui kekhawatiran apakah hamil atau atau tidak. Saya pribadi tidak menganjurkan cara ini sebagai metode KB meskipun dianggap sebagai metode yang alami. Kalau Mbak Mira memang ingin menunda kehamilan dan tidak ingin terganggu kesuburannya karena faktor hormonal seperti menggunakan pil KB atau suntik, bisa menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim yang tidak mengandung hormonal serta relatif lebih aman dan tingkat pengembalian kesuburannya juga jauh lebih cepat. Tapi untuk lebih jelasnya harus konsultasi dulu dengan bidan atau dokter kandungan sebelum pemasangan alat kontrasepsi non-hormonal tersebut. Mengenai cairan ejakulasi awal, kalau yang pertama hanya pelepasan cairan lendir saja berarti di situ tidak ada sperma. Tapi kalau memang terbukti cairan ejakulat itu sudah mengandung sperma dan jumlahnya banyak dari segi kuantitas. Kualitasnya juga lebih bagus ketimbang yang ejakulasi kedua dan ketiga. Karena itu, kalau memang benar-benar melakukan hubungan yang terputus, tidak ada yang pertama keluar di dalam. Begitu mau keluar, mestinya sudah harus di luar. Cuma persoalannya, sanggup nggak pasangan kita melakukan hal itu, karena ini sangat mengganggu

Orgasme VS Kehamilan

Apakah bisa hamil jika tidak pernah merasakan orgasme? Saya ingin punya anak, tapi katanya kalau tidak orgasme tidak bisa hamil. Apa betul, Dok?Lilis

Jawaban
Kehamilan dan orgasme adalah dua hal berbeda meskipun sama-sama melewati hubungan intim. Orgasme berhubungan dengan masalah kenikmatan atau kenyamanan dalam berhubungan intim, sedangkan kehamilan menyangkut masalah keturunan atau kesuburan, baik pria maupun wanita. Kalau orgasme menjadi persyaratan terjadinya kehamilan, tentunya program KB tidak diperlukan. Supaya tidak terjadi kehamilan, ya jangan orgasme. Orang yang diperkosa pun tidak mungkin hamil, karena tidak ada orang yang diperkosa mencapai orgasme. Kalau sampai orgasme berarti bukan diperkosa, tetapi sama-sama mau. Jadi, tidak ada hubungan antara orgasme dengan kehamilan. Kehamilan itu sangat ditentukan oleh kesuburan, baik dari pihak suami maupun istri.

Istri Menolak ML

Dok, belakangan ini istri saya selalu mengelak setiap kali diajak berhubungan intim. Ada-ada saja alasannya. Capek-lah, malas-lah. Apakah penolakannya itu terkait dengan kecurigaannya bahwa saya selalu selingkuh dan sering ‘bermain’ di luar? Firman

Jawaban
Boleh jadi. Ada dua kemungkinan kenapa istri Pak Firman cenderung tidak bisa melakukan hubungan intim. Pertama, kalau dia membayangkan pasangannya pernah berhubungan dengan perempuan lain, mungkin dia merasa jijik sehingga gairahnya hilang. Secara pribadi, dia mungkin masih sayang pada suami. Tapi ketika dia mencoba untuk melakukan hubungan intim, dia merasa ada sesuatu yang lain dan ini sangat sulit untuk dihilangkan karena trauma psikis. Kemungkinan yang kedua, boleh jadi dalam melakukan hubungan intim, istri tidak menikmati sehingga menganggap hubungan intim tersebut sebagai sebuah beban atau kewajiban. Padahal, mestinya, hubungan intim itu hal yang menyenangkan, yang bisa dinikmati, yang bisa mengendorkan ketegangan hubungan dalam rumah tangga. Itu yang mestinya terjadi. Tapi kalau pasangan kita menganggap hubungan intim itu menjadi sebuah beban, dia hanya menjalankan kewajiban sebagai seorang istri untuk melayani suaminya. Itu repotnya kalau pasangan menganggap hubungan intim sebagai suatu kewajiban .

THE BIG MR HAPPY VS INFEKSI MISS JELITA

Saya seorang ibu rumah tangga berusia 42 tahun. Sebelum berhubungan intim dengan suami, saya biasanya melakukan masturbasi dulu karena saya baru merasakan orgasme bila menjalani proses seperti itu. Tapi setelah selesai, saya biasanya merasakan sakit di pinggang, punggung dan perut bagian bawah, kadang-kadang diikuti dengan susah buang air kecil. Terkadang saya juga merasakan sakit pada Miss Jelita. Saya sudah konsultasi dengan dokter, katanya saya infeksi saluran kemih. Perlu dokter ketahui, ukuran Mr Happy suami saya bisa dibilang besar. Yang ingin saya tanyakan, apa betul masturbasi bisa menyebabkan infeksi, ataukah yang menyebabkan infeksi itu adalah ukuran Mr Happy suami terlalu besar?(Dewi)

Jawaban

Sebenarnya yang dilakukan itu bisa dikategorikan foreplay dengan cara meningkatkan stimulasi atau rangsangan pada Miss Jelita, baik dilakukan oleh suami maupun istri. Disebut juga masturbasi karena dilakukan sendiri-sendiri meskipun dalam waktu yang bersamaan. Sebenarnya itu salah satu teknik foreplay yang dapat membangkitkan gairah kita dan pasangan. Yang menjadi pertanyaan Bu Dewi, apakah masturbasi bisa menyebabkan infeksi? Rasa nyeri di perut bagian bawah yang disertai susah buang air kecil, apalagi kalau nyeri perutnya tembus ke belakang, di daerah pinggang terus tembus ke belakang, itu merupakan gejala khas untuk infeksi saluran kemih. Kalau ditanyakan apa benar masturbasi bisa jadi penyebab infeksi, jawabnya iya. Miss Jelita dengan saluran kemih/kencing sangat berdekatan, hanya beda 1-2 cm saja, sehingga kalau Miss Jelita distimulasi, pasti daerah saluran buang air kecil juga terkena. Jika kita menggunakan alat-alat atau tangan yang tidak bersih maka bakterinya bisa tinggal di dalam, apalagi pada saat masturbasi sempat menyentuh daerah anus, itu bisa juga menarik bakteri dari anus ke Miss Jelita atau saluran kemih/kencing, yang bisa menyebabkan infeksi.
Apakah ukuran Mr Happy yang cukup besar bisa menimbulkan infeksi? Saya pikir tidak, karena Miss Jelita pada saat mendapatkan stimulasi rangsangan, akan beradaptasi dengan ukuran Mr Happy yang melakukan penetrasi. Kalau Mr Happy-nya berukuran besar, Miss Jelita akan membuka sehingga Mr Happy tetap muat. Sebaliknya, bila Mr Happy-nya agak kecil maka Miss Jelita akan berkontraksi maksimal sehingga ukuran Mr Happy tetap pas di dalam. Jika wanita tidak menikmati hubungan intim itu maka tidak terjadi stimulasi dan tidak terjadi pelumasan, sehingga jika Mr Happy yang agak besar dipaksakan masuk, hal itu bisa menimbulkan iritasi. Bila iritasi tersebut terkena pakaian dalam yang kurang bersih misalnya, itu bisa menimbulkan infeksi. Jadi, yang menyebabkan infeksi bukan ukuran Mr Happy, tapi lebih pada kebersihan pada saat melakukan kontak. Saran saya, sebelum melakukan hubungan intim sebaiknya bersih-bersih dulu dan perbanyak minum air putih, sehingga kalaupun nanti ada bakteri yang tinggal di saluran kemih, bakteri tersebut akan keluar karena kita buang air kecil cukup banyak. Setelah melakukan hubungan intim sebaiknya bersih-bersih kembali supaya bakterinya tidak tinggal. Soal ukuran Mr Happy, sepanjang masih dalam kategori normal, saya kira tidak mempengaruhi kenikmatan hubungan intim. Yang penting bagaimana bisa ereksi maksimal, itu yang utama. Meskipun besar tapi kalau tidak bisa ereksi, tidak akan mampu membahagiakan pasangan. Sebaliknya, meskipun kecil tapi mampu ereksi maksimal, mampu tegang maksimal ketika terjadi penetrasi, bisa memberikan sensasi bagi pasangan.

Followers